Di zaman modern ini, jumlah wanita karir semakin banyak jumlahnya. Mereka mencari rezeki dengan dalih membantu suami, padahal kewajiban suami lah yang mencari rezeki untuk istri dan anak.
Jika suami mencari uang untuk anak istri, maka istri mencari uang untuk dirinya sendiri. Umumnya wanita yang bekerja di luar rumah banyak jumlahnya di daerah perkotaan, yang sering disebut dengan istilah wanita karir.
Dengan alasan bosan di rumah, atau merasa rugi tidak memanfaatkan ijazah kuliah untuk bekerja, maka semakin banyaklah para istri yang memilih bekerja di luar rumah, bercampur baur dengan lawan jenis, dan memicu banyak masalah pada akhirnya.
Banyak kasus perselingkuhan di awali dari tempat kerja dan bersama dengan rekan satu kantor. Karena seringnya bertemu, maka muncul lah setan menebarkan godaan dan benih benih cinta agar mereka berselingkuh. Jika sebelum bekerja jadi wanita karir, istri berdandan untuk suaminya, maka setelah jadi wanita kantoran, istri tersebut akan berdandan agar terlihat cantik di mata pria lain, termasuk bos dan rekan sekantornya, bukan lagi untuk suaminya.
Persoalan lain yang muncul jika istri memutuskan jadi wanita karir adalah terbengkalai nya urusan rumah tangga. Masak untuk suami tidak sempat, karena harus buru-buru ke kantor. Anak di titipkan pada ibu, atau babysitter. Ekstrim nya lagi, makanan di masak pembantu, dan ASI yang harusnya wajib diberi kepada anak (jika masih bayi), tidak diberikan seperti seharusnya selama 2 tahun, namun malah diganti dengan susu sapi atau susu formula.
Terhadap wanita yang seperti ini, mengabaikan hak anak akan kebutuhan terhadap ASI karena lebih mementingkan karir atau penampilan, maka siksa inilah yang akan ditimpakan padanya di hari Kiamat kelak, seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadist berikut :
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa dalam mimpi beliau melihat azab sebagian pelaku maksiat. Di antara yang beliau lihat, “Kemudian aku dibawa pergi. Tiba-tiba aku melihat para wanita yang buah dadanya dilahap oleh ular-ular. Aku bertanya, ‘Ada apa dengan mereka itu?’ Dijawab, ‘Mereka adalah para wanita yang menghalangi anak-anak mereka dari air susu mereka’.” (H.R : Ibnu Hibban, dinyatakan sahih oleh al-Allamah al-Albani dalam Shahihul Mawarid)
Al-Albani memberikan keterangan,“dalam hadits ini ada peringatan keras tentang haramnya perbuatan sebagian ibu yang memberi susu kepada anak mereka dengan susu buatan (susu formula), tanpa ada alasan yang syar’i. Mereka melakukan hal itu untuk menjaga buah dada mereka agar tetap kencang. Hal ini mereka lakukan karena menyerupa perbuatan para wanita kafir dan fasik.”
Untuk Anda, para ibu, sebaiknya berilah air susu kepada anak Anda sesuai yang di anjurkan dalam Al-Quran, yakni selama 2 tahun. Sedangkan untuk para suami, agar memberikan nasihat kepada istrinya agar tidak melupakan hak anak terhadap air susu ibunya, supaya tidak termasuk dalam wanita yang kelak di azab karena mengingkari perintah Allah SWT.
Terkecuali, Anda sakit atau menderita penyakit tertentu yang menghalangi Anda menunaikan tugas sebagai seorang ibu, maka hendaknya mencari wanita lain yang bisa menggantikan tugas Anda untuk memberikan susu dengan bayaran tertentu yang telah disepakati
Semoga bermanfaat.